“Siapa Nak Terima Perempuan Yang Dah Terlanjur?” – Teguran Untuk Lelaki Yang Berlagak Sempurna
" Siapa nak terima weyh perempuan yg dah tak suci . Siapa yg nak terima weyh perempuan yg dah terlanjur"
" Aku ingat dia baik weyh . Kawan dia cakap dia ni tak tggal solat . Jaga hubungan
Mai ribut , rupanya dah pernah terlanjur dgn bf dia . Aku baru nk pinang dia . Puihh tk jadi ! Jijik ! "
Islam tawarkan peluang
pada setiap pengikutnya
Kalau dia nak kembali
maka Islam bukak seluasnya harapan pada dia
Tapi , sesetengah penganutnya memilih untuk menghukum instead of mengampun
Everyone keep saying
She is a sinner . Dia perempuan kotor . Dia tak layak untuk lelaki yg baik-baik . Dia penzina . Dia pendosa
Wajarlah jika dia hanya layak untuk lelaki sekotor dia .
Kalau kau rasa kau baik
Sepatutnya kau bimbing dia ke jalan yg lebih baik . bukannya buang dia , ifrit
Kita tak rasa benda itu . Sebab perempuan itu bukan adik kita , bukan kakak kita , bukan anak perempuan kita
Macam mana kalau orang hina dan jijikkan perempuan yg dikalangan ahli keluarga kita
Its happened
And its the past . She regrets it . She changes and perhaps Allah forgives her .
But you didnt , berlagak sangat
Mcm kau ni jalan terapung , berkepak , muka bercahaya
Padahal , selfie pun 360
Allah ampunkan dosa kita . Tak bukak pun , tak hinakan pun kita pada manusia
Kenapa pulak , kita yg melebih nak menghukum dan tentukan nasib dia ?
You never know how painful it is to not be accepted by our own people . To listen every single words
" Jijik "
" Kotor "
" Pendosa "
Until someday its happened to your own family .
Dan , mungkin , bila harapan itu tiada lagi dalam agama yg sepatutnya . Dan , dia mencari jalan yg tk sepatutnya ..
" Banganglah murtad . Takde pegangan ke "
" Orang mcm ni layak dibunuh je . Islam je agama yg benar , bodoh ! "
We didnt realise who turn them off . We didnt realise who throw she out . We just judging for the outcomes .
Jangan sebab harini kita tutup pintu harapan untuk seorang hambaNya . Allah tutup pintu Syurga kat akhirat sana
Category Article penpatah